Tamarix aphylla merupakan spesies Tamarix terbesar (tinggi: mencapai 18 meter atau 60 kaki) . Spesies ini mempunyai sederetan nama daerah, termasuk:
Merupakan tumbuhan evergreen, asli tumbuh di Afrika Utara, Timur dan Tengah, sampai ke Timur Tengah, dan mencapai sebagian Asia Barat dan Asia Selatan.
Tamarix aphylla digunakan sebagai "pemecah angin" (windbreak) dan pohon peneduh dalam pertanian dan hortikultura selama bertahun-tahun, termasuk daerah kering di Amerika Serikat barat serta Australia tengah dan barat. Karena kemampuan beradaptasinya tinggi terhadap kebakaran, dapat digunakan sebagai suatu barier terhadap kebakaran hutan. Kayu tamariska yang kering juga sukar dibakar karena kadar abu tinggi (30-40%) dan kadar garam tinggi pada daun-daunnya. Setelah terbakar, biasanya dapat tumbuh kembali kecuali jika mahkota akarnya turut hancur.[1]
Kebanyakan ahli botani dan sarjana Alkitab meyakini bahwa pohon eshel (tamariska) yang ditanam oleh Abraham dalam Kitab Kejadian pasal 21:33, merupakan Tamarix aphylla,[2] 'Bapa taksonom' Carolus Linnaeus menulis bahwa nama ini diturunkan dari bahasa Yunani kuno: 'a' "tanpa", dan 'phyllon' "daun".[3] Dalam budaya Urdu dan Hindi pohon ini disebut "Farash" (فراش), sementara di Punjabi dinamai "kooan" (کواں). Di Baluchi disebut Shakargaaz atau Siahgaaz[4]
2,6-Digalloyl glucose dan 3,6-digalloyl glucose merupakan jenis gallotannin yang ditemukan dalam gall T. aphylla[5]
Tamarix aphylla merupakan spesies Tamarix terbesar (tinggi: mencapai 18 meter atau 60 kaki) . Spesies ini mempunyai sederetan nama daerah, termasuk:
Athel pine Athel tree Athel tamarisk saltcedarMerupakan tumbuhan evergreen, asli tumbuh di Afrika Utara, Timur dan Tengah, sampai ke Timur Tengah, dan mencapai sebagian Asia Barat dan Asia Selatan.