Burung walet (Collocalia vestita) merupakan burung dengan sayap meruncing, berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya berwarna coklat. Burung walet hidup di pantai serta daerah permukiman, menghuni gua atau ruang besar, seperti bubungan kosong. Burung Walet tidak dapat bertengger karena memiliki kaki yang sangat pendek sehingga sangat jarang berdiri di atas tanah tetapi bisa menempel pada dinding tembok atau atap. Mampu terbang ditempat gelap dengan bantuan Ekolokasi. Bersarang secara berkelompok dengan sarang yang dibuat dari air liur. Sarang ini banyak diperdagangkan orang untuk dibuat sup atau bahan obat-obatan.[1]
Habitat atau kumpulan komunitas Burung walet hanya ditemui di lingkup Asia Tenggara burung walet banyak sekali dijumpai di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina Kamboja, dan Laos, Burung Walet tidak di temui di negara Eropa, Amerika, ataupun di benua afrika. Hal ini dikarenan perkembang biakan burung walet harus di daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. karena berpengaruh dengan unsur kelembapan sebagai faktor berkembang biaknya habitat spesies atau populasi dari burung walet.
Ahli taksonomi telah lama mengklasifikasikan burung walet dan burung layang-layang sebagai kerabat Burung kolibri, berdasarkan penemuan Jungornitihidae (kerabat kolibri-walet) dan burung kolibri primitif seperti Eurotrochilus. Taksonomi tradisional menempatkan keluarga burung kolibri (Trochilidae) dalam ordo yang sama dengan burung walet dan burung layang-layang (dan tidak ada burung lain); taksonomi Sibley-Ahlquist menempatkan kelompok burung walet ini sebagai super ordo Trocholiformes.[2]
Taksonomi burung walet secara umum rumit, dengan pembatasan jenis dan spesies yang banyak diperdebatkan. Analisis tingkah laku dan suara adalah rumit terhadap evolusi paralel secara umum, sementara analisis sifat morfologi dan berbagai tes DNA menunjukkan keseragaman dan hasil yang sebagian bertentangan.[2]
Ordo Apodiformes berkembang pada masa Eocene di mana anggota keluarga yang kini punah masih ada, fosil umum ditemukan diseluruh bagian Eropa yang hangat, lokasi antara Denmark dan Prancis, contoh burung primitif Scaniacypselus (Awal – pertengahan Eocene) dan yang lebih modern burung Procypseloides (akhir Eocene/awal Oligocene – Awal Miocene). Jenis prasejarah kadang dihubungkan dengan burung walet, seperti Primapus.[3]
Sarang Burung walet memiliki manfaat yang penting bagi kesehatan, antara lain:[butuh rujukan]butuh rujukan]
Sarang burung walet atau disebut Edible bird's nest[4] dibuat dari Air liur burung walet itu sendiri tanpa ada campuran dari bahan dari luar tubuhnya, Burung Walet membuat sarang di langit langit gua atau plafon gedung dengan tujuan menghindari predator. Sarang burung dibuat untuk menyimpan telur dari hasil berkembang biak nya burung walet.
Burung walet (Collocalia vestita) merupakan burung dengan sayap meruncing, berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya berwarna coklat. Burung walet hidup di pantai serta daerah permukiman, menghuni gua atau ruang besar, seperti bubungan kosong. Burung Walet tidak dapat bertengger karena memiliki kaki yang sangat pendek sehingga sangat jarang berdiri di atas tanah tetapi bisa menempel pada dinding tembok atau atap. Mampu terbang ditempat gelap dengan bantuan Ekolokasi. Bersarang secara berkelompok dengan sarang yang dibuat dari air liur. Sarang ini banyak diperdagangkan orang untuk dibuat sup atau bahan obat-obatan.
Habitat atau kumpulan komunitas Burung walet hanya ditemui di lingkup Asia Tenggara burung walet banyak sekali dijumpai di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina Kamboja, dan Laos, Burung Walet tidak di temui di negara Eropa, Amerika, ataupun di benua afrika. Hal ini dikarenan perkembang biakan burung walet harus di daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. karena berpengaruh dengan unsur kelembapan sebagai faktor berkembang biaknya habitat spesies atau populasi dari burung walet.