Die Fleckenbarbe (Barbodes binotatus, Syn.: Barbus binotatus, Puntius binotatus) ist ein Süßwasserfisch aus der Familie der Karpfenfische (Cyprinidae). Ihr Verbreitungsgebiet reicht von Myanmar bis zum Stromgebiet des Mekong, den Großen Sundainseln, Bangka, Belitung und Bali.
Die Fleckenbarbe wird 18 bis 20 Zentimeter lang. Ihr Körper ist wesentlich schlanker als der der meisten anderen Barbodes-Arten. Die Grundfarbe ist silbrig, der Rücken ist oliv, die Körperseiten schimmern bläulich. Rücken- und Schwanzflosse sind rötlich und besitzen einen dunklen Rand, die Afterflosse ist weißlich und oft mit rötlichen Flecken besetzt. Je nach Alter zeigen sich schwarze Flecke in unterschiedlicher Anordnung und Größe. Jungfische besitzen einen Fleck unterhalb der ersten Strahlen der Rückenflosse, einen oberhalb des Vorderteils der Afterflosse, zwei an den Körperseiten und einen weiteren auf dem Schwanzflossenstiel. Erreichen sie die Geschlechtsreife, so bildet sich der Fleck oberhalb der Afterflosse zurück und die Flecke an den Körperseiten verbinden sich zu einem Längsband. Zur Laichzeit werden die Weibchen unförmig dick und bekommen gelbliche Flossen.
Die Fleckenbarbe (Barbodes binotatus, Syn.: Barbus binotatus, Puntius binotatus) ist ein Süßwasserfisch aus der Familie der Karpfenfische (Cyprinidae). Ihr Verbreitungsgebiet reicht von Myanmar bis zum Stromgebiet des Mekong, den Großen Sundainseln, Bangka, Belitung und Bali.
Wader cakul sijining iwak cilik anggota suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Iwak iki sumebar ing Indonésia sisih kulon (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, lan Lombok), Indocina, lan Filipina. Sebutan ing laladan liya antarané beunteur (Sd.), wader cakul utawa wader lumrahé (Jw.), puyan (Bjr.), tanah utawa sepadak (Bengkulu) lan sapiturute.[1]
Dalam basa Inggris kaloka sebagai spotted barb atau common barb, ikan wader bintik-dua semula dideskripsi olèh Achille Valenciennes padha 1842 dengan nama Barbus binotatus (Barbus, sungut, merujuk padha sungut-sungut pendek di ujung moncongnya; binotatus, bernoktah dua). Sebelumnya, padha 1823 ikan ini sebetulnya telah dinamai olèh van Hasselt sebagai Barbus maculatus (maculatus = berbintik-bintik), namun dianggap tidak sah karena tidak dibarengi dengan pemerian.[1] Penempatannya dalam marga seringkali berubah-ubah, sehingga dalam literatur ikan ini acap pula ingaran dengan nama-nama lain seperti Systomus binotatus, Capoeta binotata, dan Barbodes binotatus.
thumb|left|200px|Ikan mudha sepanjang 22mm SL Ikan berukuran kecil-sedang, panjang total (dengan buntut) umumnya hingga 100mm; jarang lebih besar, namun dapat mencapai 170mm. Bersungut empat di ujung moncongnya, dan dengan gurat sisih yang sampurna (tidak terputus) berjumlah 23-27. Sirip dorsal (punggung) dengan 4 duri dan 8 jari-jari lunak; duri yang terakhir bergerigi di belakangnya. Awal sirip dorsal berjarak 4½ sisik dengan gurat sisih.[1][2]
Warna dan wujud tubuh ikan ini amat berubah-ubah. Kebanyakan berwarna klawu kehijauan, zaitun, atau keperakan, dengan warna yang lebih gelap di pérangan punggung berangsur-angsur memucat dan keputihan di sisih dhadha dan perut. Dua bintik besar biyasa terdapat, yakni di pangkal sirip dorsal dan di tengah batang buntut (peduncle). Di samping itu, padha ikan-ikan yang mudha sok pula terdapat 1-3 bintik tambahan di tengah badan yang terletak padha sebuah coret samar memanjang di sisih tubuh di belakang tutup angsang, dan satu bintik di awal sirip anal. Bintik-bintik ini umumnya akan memudar dan menghilang padha spésimèn-spésimèn yang besar.[1]
[[Berkas:Rasbo argyr 080518 9289 tdp.jpg|thumb|left|200px|Wader bintik-dua (bawah) bersama dengan lunjar padi (atas)]] Di alam, wader bintik-dua ditemukan wiwit dari dekat pasisir hingga ketinggian sakiwa-tengené 2.000 m dpl. Ikan ini sok ditemukan bercampur dengan spésies wader lainnya di parit-parit dangkal yang jernih, sungai kecil di pagunungan, sungai berukuran menengah hingga yang besar, saluran yang mengalir lambat, dan bahkan juga situ dan tlaga. Wader ini cenderung bersifat omnivora, memakan wiwit dari plankton, larva gegremet, hingga ke serpih-serpih tumbuhan hijau. Kondisi lingkungan alaminya ya iku perairan tropika dengan pH antara 6.0–6.5 (rada asem), kesadahan air sakiwa-tengené 12.0 dGH, dan kisaran suhu antara 24–26 °C (75–79 °F).[3]
Wader bintik-dua memijah di perairan terbuka padha saat menjelang gelap. Setiap kali bertelur, ikan ini menyebarkan antara 200–500 butir telur di antara tumbuh-tumbuhan air. Telur-telur ini akan menetas sakiwa-tengené 48 jam kemudian, dan selama beberapa hari berikutnya burayak (anak ikan) akan berlindung di sela-sela daun tanaman air. Ikan wader diwasa tidak akan segan-segan untuk memangsa telur ataupun burayak dari jinisnya sendiri.[4]
Wader bintik-dua merupakan ikan konsumsi yang disukai, namun hanya bernilai kanthi lokal. Di Jawa Barat, beunteur sok dipancing untuk rekreasi. Akan tetapi di luar nagari ikan ini mempunyai aji komersial yang cukup wigati sebagai ikan hias bagi akuarium.
Wader cakul sijining iwak cilik anggota suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Iwak iki sumebar ing Indonésia sisih kulon (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, lan Lombok), Indocina, lan Filipina. Sebutan ing laladan liya antarané beunteur (Sd.), wader cakul utawa wader lumrahé (Jw.), puyan (Bjr.), tanah utawa sepadak (Bengkulu) lan sapiturute.
Dalam basa Inggris kaloka sebagai spotted barb atau common barb, ikan wader bintik-dua semula dideskripsi olèh Achille Valenciennes padha 1842 dengan nama Barbus binotatus (Barbus, sungut, merujuk padha sungut-sungut pendek di ujung moncongnya; binotatus, bernoktah dua). Sebelumnya, padha 1823 ikan ini sebetulnya telah dinamai olèh van Hasselt sebagai Barbus maculatus (maculatus = berbintik-bintik), namun dianggap tidak sah karena tidak dibarengi dengan pemerian. Penempatannya dalam marga seringkali berubah-ubah, sehingga dalam literatur ikan ini acap pula ingaran dengan nama-nama lain seperti Systomus binotatus, Capoeta binotata, dan Barbodes binotatus.
Barbodes binotatus,[2] commonly known as the spotted barb or common barb, is a tropical species of cyprinid fish endemic to Java, Indonesia.[3][4]
Its color in life varies from a silvery gray to greenish gray, darker dorsally and paler or nearly white on its throat and belly. It has a bar behind the operculum on its shoulder. On large fish, body markings (spots or band) may be absent, except for the spot on the caudal base. It has a round, broad-tipped snout equal to or slightly larger than the eye. The fish will grow in length up to 7.75 inches (20.0 cm).
The species was previously thought to have a much wider native range in Southeast Asia, but it is now known that B. binotatus sensu stricto is restricted to the island of Java in Indonesia. All other descriptions of B. binotatus sensu lato in other areas of Southeast Asia are either mistaken identifications of similar species or undescribed taxa superficially similar to B. binotatus.[3]
Its native environment occurs from about sea level to above 2,000 m above sea level. It is commonly found below waterfalls in isolated mountain streams and on small islands inhabited by few other freshwater fish. It inhabits medium to large rivers, stagnant water bodies. It is usually found in the middle to bottom depths of fairly shallow waters where it feeds on zooplankton, insect larvae and some vascular plants. They live in a tropical climate and prefer water with a 6.0 - 6.5 pH, a water hardness of 12.0 dGH, and a temperature range of 75 - 79 °F (24 - 26 °C).
An open water, substrate egg-scatter, the adult barbs will spawn around dawn.
The spotted barb is of commercial importance in the aquarium trade and of minor importance in the fisheries industry.
Barbodes binotatus, commonly known as the spotted barb or common barb, is a tropical species of cyprinid fish endemic to Java, Indonesia.
Puntius binotatus es una especie de peces de la familia Cyprinidae.
Los machos pueden llegar alcanzar los 20 cm de longitud total.[2][3]
Es un pez de agua dulce.
Se encuentra en las cuencas de los ríos Chao Phraya, Mae Klong, Mekong, Salween y los lagos Buluan, Lanao y Toba (Birmania, Tailandia y Indonesia).[2]
Puntius binotatus es una especie de peces de la familia Cyprinidae.
Barbodes binotatus Barbodes generoko animalia da. Arrainen barruko Actinopterygii klasean sailkatzen da, Cyprinidae familian.
Barbodes binotatus Barbodes generoko animalia da. Arrainen barruko Actinopterygii klasean sailkatzen da, Cyprinidae familian.
Wader bintik-dua adalah sejenis ikan kecil anggota suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Ikan ini menyebar di Indonesia bagian barat (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Lombok), Indocina, dan Filipina. Nama-nama daerahnya di antaranya adalah beunteur (Sd.), wader cakul atau wader pada umumnya (Jw.), puyan (Bjr.), tanah atau sepadak (Bengkulu) dan lain-lain.[1]
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai spotted barb atau common barb, ikan wader bintik-dua semula dideskripsi oleh Achille Valenciennes pada 1842 dengan nama Barbus binotatus (Barbus, sungut, merujuk pada sungut-sungut pendek di ujung moncongnya; binotatus, bernoktah dua). Sebelumnya, pada 1823 ikan ini sebetulnya telah dinamai oleh van Hasselt sebagai Barbus maculatus (maculatus = berbintik-bintik), namun dianggap tidak sah karena tidak disertai dengan pemerian.[1] Penempatannya dalam marga seringkali berubah-ubah, sehingga dalam literatur ikan ini acap pula disebut dengan nama-nama lain seperti Systomus binotatus, Capoeta binotata, dan Barbodes binotatus.
Ikan berukuran kecil-sedang, panjang total (dengan ekor) umumnya hingga 100mm; jarang lebih besar, namun dapat mencapai 170mm. Bersungut empat di ujung moncongnya, dan dengan gurat sisi yang sempurna (tidak terputus) berjumlah 23-27. Sirip dorsal (punggung) dengan 4 duri dan 8 jari-jari lunak; duri yang terakhir bergerigi di belakangnya. Awal sirip dorsal berjarak 4½ sisik dengan gurat sisi.[1][2]
Warna dan bentuk tubuh ikan ini amat berubah-ubah. Kebanyakan berwarna abu-abu kehijauan, zaitun, atau keperakan, dengan warna yang lebih gelap di bagian punggung berangsur-angsur memucat dan keputihan di sisi dada dan perut. Dua bintik besar biasa terdapat, yakni di pangkal sirip dorsal dan di tengah batang ekor (peduncle). Di samping itu, pada ikan-ikan yang muda sering pula terdapat 1-3 bintik tambahan di tengah badan yang terletak pada sebuah coret samar memanjang di sisi tubuh di belakang tutup insang, dan satu bintik di awal sirip anal. Bintik-bintik ini umumnya akan memudar dan menghilang pada spesimen-spesimen yang besar.[1]
Di alam, wader bintik-dua ditemukan mulai dari dekat pantai hingga ketinggian sekitar 2.000 m dpl. Ikan ini sering ditemukan bercampur dengan spesies wader lainnya di parit-parit dangkal yang jernih, sungai kecil di pegunungan, sungai berukuran menengah hingga yang besar, saluran yang mengalir lambat, dan bahkan juga situ dan danau. Wader ini cenderung bersifat omnivora, memakan mulai dari plankton, larva serangga, hingga ke serpih-serpih tumbuhan hijau. Kondisi lingkungan alaminya adalah perairan tropika dengan pH antara 6.0–6.5 (agak asam), kesadahan air sekitar 12.0 dGH, dan kisaran suhu antara 24–26 °C (75–79 °F).[3]
Wader bintik-dua memijah di perairan terbuka pada saat menjelang gelap. Setiap kali bertelur, ikan ini menyebarkan antara 200–500 butir telur di antara tumbuh-tumbuhan air. Telur-telur ini akan menetas sekitar 48 jam kemudian, dan selama beberapa hari berikutnya burayak (anak ikan) akan berlindung di sela-sela daun tanaman air. Ikan wader dewasa tidak akan segan-segan untuk memangsa telur ataupun burayak dari jenisnya sendiri.[4]
Wader bintik-dua merupakan ikan konsumsi yang disukai, namun hanya bernilai secara lokal. Di Jawa Barat, beunteur sering dipancing untuk rekreasi. Akan tetapi di luar negeri ikan ini mempunyai nilai komersial yang cukup penting sebagai ikan hias bagi akuarium.
Wader bintik-dua adalah sejenis ikan kecil anggota suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Ikan ini menyebar di Indonesia bagian barat (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Lombok), Indocina, dan Filipina. Nama-nama daerahnya di antaranya adalah beunteur (Sd.), wader cakul atau wader pada umumnya (Jw.), puyan (Bjr.), tanah atau sepadak (Bengkulu) dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai spotted barb atau common barb, ikan wader bintik-dua semula dideskripsi oleh Achille Valenciennes pada 1842 dengan nama Barbus binotatus (Barbus, sungut, merujuk pada sungut-sungut pendek di ujung moncongnya; binotatus, bernoktah dua). Sebelumnya, pada 1823 ikan ini sebetulnya telah dinamai oleh van Hasselt sebagai Barbus maculatus (maculatus = berbintik-bintik), namun dianggap tidak sah karena tidak disertai dengan pemerian. Penempatannya dalam marga seringkali berubah-ubah, sehingga dalam literatur ikan ini acap pula disebut dengan nama-nama lain seperti Systomus binotatus, Capoeta binotata, dan Barbodes binotatus.
Ikan Putih atau juga dikenali sebagai ikan Tebal Sisek merupakan sejenis ikan air tawar. Nama saintifiknya adalah Puntius binotatus dan merupakan sejenis ikan yang terdapat di Malaysia.[1]
Ikan ini boleh didapati diseluruh semenanjung terutamanya sebelah pantai barat Malaysia. Ia gemar mendiami anak anak sungai yang mengalir perlahan.Ianya juga terdapat di kawasan berhampiran sawah padi.Ia boleh didapati di anak anak sungai yang berhampiran dengan bukit.Ikan ini hampir pupus kerana habitatnya hampir musnah.
Ikan ini hidup dalam kumpulan kecil antara 10 hingga 15 ekor. Saiz badannya ialah antara 10 hingga 14sm panjang dan lebarnya 5 hingga 7sm. Mempunyai sisik tebal diseluruh badan dan berkilat. Ikan ini tidak mempunyai nilai komersial kerana ianya bersaiz kecil dan banyak tulang.
Ikan Putih atau juga dikenali sebagai ikan Tebal Sisek merupakan sejenis ikan air tawar. Nama saintifiknya adalah Puntius binotatus dan merupakan sejenis ikan yang terdapat di Malaysia.