Pinjal adalah serangga yang termasuk ordo Siphonaptera.[2] Pinjal merupakan serangga parasit yang umumnya ditemukan pada hewan, namun terkadang juga pada manusia.[3][4] Pinjal menghisap darah dari inang yang ditumpanginya.[3]
Beberapa spesies pinjal yang telah ditemukan antara lain pinjal kucing (Ctenocephalides felis), pinjal anjing (Ctenocephalides canis), pinjal manusia (Pulex irritans), dan pinjal melekat erat (Echidnophaga gallinacea).[4][5] Sejauh ini telah ditemukan lebih dari 2.000 spesies pinjal di seluruh dunia.[5]
Pinjal tidak memiliki sayap, namun memiliki kaki belakang yang kuat sehingga mampu melompat dan berlari melewati rambut atau bulu pada permukaan tubuh inangnya.[5] Pinjal dewasa dapat tumbuh hingga panjang 1 sampai 3 milimeter dengan tubuh berbentuk pipih vertikal dan berwarna cokelat kemerahan atau cokelat kehitaman.[4][5]
Seperti yang diketahui, pinjal hidup dari menghisap darah dari inang yang ditumpanginya.[4] Saat pinjal menggigit kulit inangnya, air ludah pinjal akan ikut masuk ke dalam jaringan kulit dan menyebabkan radang serta alergi.[4] Terkadang pinjal juga membawa agen penyakit bersamanya, seperti bibit cacing pita dan bakteri Yersinia pestis yang menyebabkan penyakit pes.[4][6] Selain itu, kotoran pinjal juga mampu menyebabkan penyakit Rickettsia jika masuk ke dalam luka gigitannya.[6]
|coauthors=
yang tidak diketahui mengabaikan (|author=
yang disarankan) (bantuan) Pinjal adalah serangga yang termasuk ordo Siphonaptera. Pinjal merupakan serangga parasit yang umumnya ditemukan pada hewan, namun terkadang juga pada manusia. Pinjal menghisap darah dari inang yang ditumpanginya.
Beberapa spesies pinjal yang telah ditemukan antara lain pinjal kucing (Ctenocephalides felis), pinjal anjing (Ctenocephalides canis), pinjal manusia (Pulex irritans), dan pinjal melekat erat (Echidnophaga gallinacea). Sejauh ini telah ditemukan lebih dari 2.000 spesies pinjal di seluruh dunia.