Brucea javanica sinònim: Brucea amarissima és una espècie de planta medicinal nativa del sud-est d'Àsia i nord d'Austràlia.
És un arbust o arbret monoic o dioic que pot arribar a fer 10 m d'alt amb els brots i fulles pilosos.[1] Les fulles són compostes amb de tres a 15 folíols. Les inflorescències són en cima amb flors petites blanc-verdoses, blanc-vermelloses o porpres. Els fruits consisteixen en d'una a 4 petites drupes carnoses. La llavor és ovoide.
En la medicina tradicional xinesa es considera que té propietats anticanceroses i alguns estudis científics semblen demostrar-ho. Conté un antioxidant anomenat brutasol el qual usat, conjuntament amb la quimioteràpia, és capaç de reduir la proliferació cel·lular i reduir el creixement dels tumors.[2]
Brucea javanica sinònim: Brucea amarissima és una espècie de planta medicinal nativa del sud-est d'Àsia i nord d'Austràlia.
Brucea javanica (also known as Macassar kernels)[3] is a shrub in the family Simaroubaceae. The specific epithet javanica is from the Latin, meaning "of Java".[4] Other common names in English include Java brucea and kosam.[5]
Brucea javanica grows up as a shrub or small tree to 5 metres (20 ft) tall. The tiny flowers (1.5--2 mm in diameter) are greenish white to greenish red or purple and occur in panicles.[4] There are separate male and female flowers on each shrub, making it a monoecious species. The flower anthers are typically red.[3] It typically flowers in June and July and sets fruit in July and August.[6] Each fruit, which are a drupe, measures up to 0.5 cm (0.2 in) long.[4] When ripe they are a black-gray color that becomes wrinkled when dry. The seed is whitish yellow and covered with an oily membrane. It has compound leaves with typically 7--9 (but range from 3--15) ovate to ovate-lanceolate leaflets with serrate margins.[6] Each leaflet is 20–40 cm long at maturity and comes to a point at the apex. The leaves are covered with fine hairs that are most prominent at the veins and on the undersides of the leaves. All parts of the plant are intensely bitter.[6]
Brucea javanica grows naturally from Sri Lanka and India to China, Indochina, Malesia, New Guinea and Australia.[2][4] Its habitat includes open areas, secondary forest and sometimes sand dunes.[4] In Australia it grows as an understory tree from sea-level to 500 metres (1,600 ft) altitude.[3]
The fruit Brucea javanica was first written about as medicine in the Chinese medical monograph Omissions from the Grand Materia Medica, written in 1765.[7] It contains quassinoid compounds called bruceolides that are anticancer and antiparasitic.[8][9] It is traditionally used to treat dysentery and malaria, though no clinical trials have been published confirming efficacy for these conditions despite test tube studies repeatedly showing anti-malarial activity.[10][11] Moronic acid, another compound found in the plant, shows also potential anti-HIV activity.[12] An injectable oil emulsion form of the plant has been studied in China in controlled trials for treating lung cancer patients combined with chemotherapy, with promising results.[13] More high-quality trials are needed to confirm this use.
Brucea javanica (also known as Macassar kernels) is a shrub in the family Simaroubaceae. The specific epithet javanica is from the Latin, meaning "of Java". Other common names in English include Java brucea and kosam.
Buah makasar (Brucea javanica) disebut juga amber merica adalah perdu tegak menahun yang tumbuh meliar di hutan. Tumbuhan ini pahit, dan beracun. Semua bagian tumbuhan ini digunakan untuk obat, terutama untuk mencegah disentri, diare, dan malaria.[3]
Di Indonesia, buah makasar dikenal dengan sebutan malur (Batak), berul (Lampung), walot (Sunda), kwalot, bom makasar (Jawa), tambara marica (Makassar), dan nagas (Ambon).[4][5]
Buah makasar adalah perdu tegak, dengan tinggi 1-2,5 m, dan berambut halus berwarna kuning. Tumbuhan ini bisa juga disebut pohon kecil mengingat tumbuhan ini dapat mencapai 10 m tingginya.[6] Daunnya tunggal, dengan pertulangan daun menyirip, jumlah anak daunnya 5-13, letaknya berhadapan,[2] dan tersusun spiral.[6] Helaian daunnnya berbentuk bulat telur lonjong hingga lanset memanjang, ujungnya runcing, pangkalnya berbentuk baji, tepinya bergerigi kasar, permukaan atas berwarna hijau, sedangkan permukaan bawahnya berwarna hijau muda. Panjangnya 5-10 cm, dan lebarnya 2–4 cm.[1] Tulang daun sekunder tidak bercabang dan berakhir di kelenjar daun.[6]
Perbungaannya muncul dari ketiak daun, berbulu, menggarpu kecil.[6] Adapun, tumbuhan ini berkelamin dua, dan terletak dalam malai yang padat, dengan warna ungu. Buahnya termasuk buah batu berbentuk bulat telur, dengan panjang 8 mm. Jika sudah masak, berwarna hitam, dan bijinya bulat, dan berwarna putih. Dalam sebuah penelitian, barulah diketahui seumpama dalam sebatang cabang, buah makasar menghasilkan 322,9 buah, dan dalam sebatang pohon, buah makasar menghasilkan 2292 buah. Buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hijau-coklat.[7] Fase pembungaan, pembentukan, dan pemasakan buah selama berturut-turut adalah 28, 47, dan 49 hari.[7] Oleh A.P. Dharma, tumbuhan ini disebut amber merica, walaupun tumbuhan ini menghasilkan buah yang disebut biji makasar.[1][2]
Buah makasar tumbuh tersebar dari Sri Lanka, India mengarah ke Indochina, Tiongkok selatan, Taiwan, Thailand, Malesia ke Australia utara, tumbuhan ini jarang ditemui di Maluku, Papua,[3] dan Guinea Baru.[2] Dahulu, di Kalimantan Tengah dan Sulawesi Selatan banyak ditemui buah makasar. Namun, buah makasar kini jarang ditemui. Di Jabodetabek, buah makasar hanya ditemui di kebun-kebun milik industri pembuahtan jamu.[8] Persebaran yang terpecah-pecah di Malesia timur menandakan bahwa pohon ini telah diintroduksikan oleh orang beberapa tahun yang lalu. Dari sini, kemudian diintroduksikan lagi ke Mikronesia dan Fiji.[3]
Di Indonesia, tumbuhan ini tumbuh sebagai semak belukar atau tanaman pagar. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji.[1] Buah makasar umumnya tumbuh di tempat terbuka seperti hutan sekunder ringan dan semak, pinggir hutan dan bahkan di tempat panas di tanah berpasir dan tanah kapur. Juga tumbuh di tempat yang beriklim basah maupun kering, muson dan lembab,[3] hingga 1-500 mdpl.[1][8]
Secara empiris buah makasar dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Akarnya digunakan untuk pengobatan malaria, keracunan makanan, dan demam. Daunnya digunakan untuk mengatasi sakit pinggang.[6]
Menurut laporan awal, buah makasar mengandung brusamarin, kosamin, yatanin, brusealin, glukosa, dan yatanosida A dan B.[2] Tumbuhan ini juga mengandung fenol (seperti brusenol, dan asam bruseoleat) Bijinya mengandung brusatol, dan brusein A,B,C,D,E,G, dan H. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya mengandung tanin.[1]
Diketahui, kosamin dalam dosis lemah bersifat emetokatartik dan kolagoga. Ia bersifat membunuh nematoda dan taenia pada anjing. Juga bersifat antibiotik, dan mencegah penggumpalan darah. Namun, dalam dosis besar, ia dapat memnyebabkan kematian. Yatanin diketahui bersifat protozoasidal (pembunuh protozoa) tanpa adanya efek samping. Yatanosida yang diisolasi pada tahun 1945 menyebabkan reaksi keracunan akut dan bahkan menyebabkan kematian pada hewan ujicoba. Pemberian secara oral dan sedang banyaknya, juga menyebabkan kematian.[2] University of North Carolina (AS) menemukan zat yang bersifat anti-leukimia dari biji buah makasar, seperti bruseosida dan brusein. Universitas London mengisolasi zat sitostatik (bruceolid, seperti bruseolid-A) dari akar, buah, dan pepagan buah makasar yang didapati dari Fiji.[2]
Di Kalimantan, biji buah makasar dimakan untuk meringankan masalah pencernaan pada perut. Di Indonesia sendiri, buah makasar dimakan untuk menghentikan pendarahan pada usus.[2] Sedangkan, lumatan buah makasar di masyarakat kampung Gunung Dieng, Wonosobo, diminum seperti kopi dan diminum.[9]
|trans_title=
yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Buah makasar (Brucea javanica) disebut juga amber merica adalah perdu tegak menahun yang tumbuh meliar di hutan. Tumbuhan ini pahit, dan beracun. Semua bagian tumbuhan ini digunakan untuk obat, terutama untuk mencegah disentri, diare, dan malaria.
Di Indonesia, buah makasar dikenal dengan sebutan malur (Batak), berul (Lampung), walot (Sunda), kwalot, bom makasar (Jawa), tambara marica (Makassar), dan nagas (Ambon).
Khổ sâm nam[1] hay còn gọi sầu đâu cứt chuột,[2][cần dẫn nguồn] (danh pháp khoa học: Brucea javanica) là một loài thực vật có hoa trong họ Thanh thất. Loài này được (L.) Merr. miêu tả khoa học đầu tiên năm 1928.[3]
Khổ sâm nam hay còn gọi sầu đâu cứt chuột,[cần dẫn nguồn] (danh pháp khoa học: Brucea javanica) là một loài thực vật có hoa trong họ Thanh thất. Loài này được (L.) Merr. miêu tả khoa học đầu tiên năm 1928.
鸦胆子(学名:Brucea javanica)为苦木科鸦胆子属下的一个种。
|access-date=
中的日期值 (帮助)